Jadi ceritanya saya sedang berada di Jakarta untuk pemilihan wahana internship (ngga ngerti? abaikan.)
Awalnya saya mengira akan pulang sebelum Paskah, namun nyatanya karena saya tidak mendaptkan wahana pada tanggal 18 dan akan memilih lagi di tanggal 22 (Paskah tanggal 21 btw), jadi terpaksa saya harus pulang setelahnya. Good news is saya punya hari lebih dan tidak terkekang oleh jadwal di Manado.
Saya memutuskan untuk Solo Traveling. Solo traveling memang hanya untuk orang yang bermental baja hahaha :p karena semua persiapan dilakukan sendiri sehingga terdengar ribet, namun persiapan seperti itulah yang mengasyikan. Why? karena dengan hal tersebut kita lebih bisa mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Tidak direkomendasikan untuk orang-orang sanguin ya :)
Tiket PP terbilang cukup murah 1jutaan saja via Lion Air, namun kita harus membayar biaya bagasi so, saya memilih untuk menggunakan kabin saja. Selain hemat, barang-barang saya lainnya sudah dititipkan pada tante yang akan ke Manado. Tapi beratnya tidak boleh lebih dari 7kg ya untuk bisa masuk kabin.
Saya berangkat dari Jakarta sekitar pukul 4 sore dan tiba di Singapura pukul 7 malam. Ingat, Singapura lebih cepat 1 jam dibandingkan WIB. Aneh kan? Padahal Singapura hanya bersebelahan dengan Provinsi Kepulauan Riau namun berbeda zona waktu. Akhirnya saya menemukan jawabannya di internet, ternyata zona waktu yang dipercepat 1 jam tersebut (GMT +8) adalah untuk kepentingan bisnis dan politik. Lol. Smart. (penasaran penjelasannya? silahkan klik disini wkwk)
Jangan lupa bawa Pena, karena saat di pesawat kita akan mendapatkan sebuah kartu/kertas imigrasi milik Singapura dan itu harus diisi lengkap karena akan diberikan kepada petugas imigrasi setelah sampai. Another tips, jangan membawa botol air mineral yang ada isinya karena akan ditahan petugas imigrasi. Cukup bawa botol/tumblr kosong karena di Singapura banyak tempat umum yang menyediakan semacam keran air yang bisa diminum gratis.
Setelah sampai dan melewati petugas imigrasi, usahakan jangan dulu keluar karena Changi Airport cukup asyik juga untuk dijelajahi. Hampir di tiap bagian airport ini ada petunjuk jadi sering-seringlah membaca petunjuk dengan cermat agar tidak tersesat.
Setelah merasa cukup, turun menuju ke stasiun MRT. Sebenarnya ada banyak modal transportasi di kota ini, namun saya memilih MRT karena terbilang mudah, murah dan praktis. Saya membeli kartu Singapore Tourist Pass untuk 3 hari. Dengan membayar S$20 diluar deposit S$10, kita sudah bisa bebas menggunakan MRT kemanapun tujuan kita. Hemat kan, dan jangan lupa meminta Map MRT pada petugas karena itu sangat berguna nantinya.
Saya masuk MRT dengan tujuan Stasiun Lavender. Di Singapura ada 5 jalur MRT. Warna hijau, merah, ungu, kuning dan biru. Jika kita mengerti petanya, harusnya perjalanan MRT di Singapura akan menjadi lebih mudah.
Hotel V Lavender adalah tempat saya menginap. Tempatnya sangat strategis, tepat diatas stasiun Lavender. Dari bandara Changi, kita hanya perlu naik MRT jalur hijau dan akan melewati stasiun ini. Saya sengaja memilih hotel ini agar akses ke tempat-tempat wisata sekitar lebih mudah. Saya mendapatkan promo di traveloka yang semula harganya 1jutaan, ini hanya 500an. And, dibawah hotel ini terdapat Food Court loh. Menurut blog yang saya baca, katanya untuk hemat maka kita memakan makanan di Food Court ataupun Junkfood dan memang terbukti sih, harga makanan disini berkisar 2-5 dolar saja. Sangat murah ya.
Saya selesai meletakkan barang-barang dan berbenah pukul 9. Karena masih capek jadi saya memutuskan untuk berjalan disekitar hotel saja, saya menelusuri Sultan Road dan Ocean Road, lumayan cuci mata. Hahaha. Saya kembali ke hotel untuk istirahat dan menyusun rute perjalanan besok. (Map MRT disini sangat membantu saya dalam menentukan tempat-tempat yang akan dikunjungi)
Sultan Road |
Good morning, hari kedua, hari produktif. Jam 8 pagi saya sudah sarapan di food court. Hanya S$2 untuk nasi goreng oriental yang enak. Yum. Saya turun ke MRT sambil memegang peta. Universal Studios yang terletak di Sentosa Island adalah tujuan saya pertama. Untuk sampai kesana, saya naik MRT menuju Stasiun Harbourfront. Sampai di Harbourfront, kita tepat berada di bawah Vivo City Mall. Naik ke lantai 3, beli tiket monorel PP seharga S$4, dan cuss ke Sentosa Island!!!
View from my room |
Karena masih pagi jadi belum terlalu ramai sehingga kalian bisa foto sepuasnya. Saya tidak masuk ke Universal Studiosnya karena ngapain kalo cuma sendiri. Wkwk.
Banyak hal yang dapat kita lakukan di Sentosa Island. Ada pantai, trick eye museum, madame tussauds, sea aquarium, casino, dan masih banyak lagi.
Sentosa Island |
Sangat sulit mendapatkan momen sesepi ini. |
Jam 12 siang, saya kembali ke Vivo City Mall dan bertolak ke destinasi selanjutnya: Chinatown. Cara sampai disini adalah dengan MRT tujuan Stasiun Chinatown. Maksud saya kesini adalah untuk makan siang. Selain murah, porsinya juga banyak. Dengan S$2 saya sudah bisa makan sangat kenyang. Karena jam makan siang, jadi disini crowded sekali, dan itulah ke-khas-an chinatown diseluruh dunia. Hahaha.
Chinatown |
Jam 1 siang saya turun ke stasiun MRT untuk tujuan berikutnya: Merlion Park. Tempat patung iconic Singapura. Cara menuju kesana adalah dengan berhenti di Stasiun Raffles Place. Jalan kaki sekitar 10 menit dan tibalah kita. (thanks google map)
BOOM!!! Patung Merlion nya sedang di renovasi. Bangke banget kan. Sudah jalan jauh ditengah terik matahari dan hasilnya nihil lol. Akhirnya istirahat saja sejenak sambil memandangi Gedung Marina Bay Sands dari kejauhan.
Merlion Statue on renovation |
Selesai dari sana, saya berjalan menuju ke Patung Sir Thomas Raffles, penemu Singapura. Taman-taman disini sangat rapih dan indah sehingga cocok untuk menikmati pemandangan kota sambil bersantai. Disaat saya memandang langit, terlihat agak kehitaman dan... as I expected, mulai gerimis. Saya lari menuju ke stasiun MRT dan memutuskan untuk kembali ke hotel dulu. Kaki pegal, badan bau. Butuh mandi dan istirahat sejenak, lagipula diluar gerimis.
Sir Thomas Raffles Statue |
Pukul 4 sore, saya keluar hotel dengan tujuan Gardens by the Bay. Cara kesana adalah naik MRT dan berhenti di Stasiun Bayfront. Diatas stasiunnya sudah merupakan pintu masuk ke Gardens by the Bay. Biaya masuk gratis! Dari kejauhan sudah terlihat keindahan pohon-pohon mirip di film Avatar (yg biru). So beautiful, tapi katanya akan lebih indah saat malam hari jadi sambil menunggu, saya menyebrang ke Marina Bay Sands. Dengan S$21 kita bisa naik ke atap Marina Bay Sands yang seperti kapal. So iconic. Kita bisa melihat keseluruhan Singapura dari atas sini. Ada cafe diatas, sehingga bagi yang suka duduk ngopi disilahkan, namun untuk sobat yang ingin hemat, mendingan jangan.
Gardens by the Bay |
Di kompleks ini juga terdapat Flower Dome, Cloud Forrest, Chinese Garden, dan masih banyak yang lain. Silahkan dinikmati sepuasnya. Beberapa attraction harus membayar biaya masuk ya.
Saya menunggu sampai pukul 7.45 malam, lalu dimulailah Garden Rhapsody. One of the best light show. World class! Sangat recommended guys! Show ini membuat semua terpana, pohon (yang kayak Avatar tadi) menampilkan tata cahaya visual yang terbaik. Musik dalam show ini juga sangat megah. 15 menit pertunjukkan hanya berlalu begitu saja. One of the best night!
Garden Rhapsody |
So, sekitar pukul 9 malam, saya menuju ke Orchard Road. Siapa yang tidak mengenal jalan ini. Cara kesana adalah dengan menggunakan MRT dan berhenti di Stasiun Somerset. Stasiun ini tepat berada dibawah Orchard Gateway, salah satu mall di Orchard Road. Tapi jangan salah, saya hanya cuci mata saja ya, bukan untuk belanja. Kemerlap lampu-lampu di jalan menyejukkan mata. Hahaha. Saya makan malam di Orchard Central, tepatnya di foodcourtnya, hemat guys. Hahaha.
ION Orchard at Night |
What a day. Saya sampai ke hotel pukul 11 malam dan isirahat. Hari yang melelahkan.
P.s. sebelum tidur akhirnya saya bisa menonton Game of Thrones S8 episode 2. Hahaha.
Another day, another sarapan di food court. Jam 9 pagi, saya kembali menuju ke Orchard Road. Tujuan saya kali ini adalah ke Orchard Library. Tempatnya unik dan cozy juga rapih. Saya membaca beberapa buku yaitu Lucky Planet dan Vision of Earth. So peaceful.
Libarary@Orchard |
Sekitar pukul 12, saya bertolak menuju Little India. Cara menuju kesini adalah dengan MRT tujuan Little India. Sesuai namanya, ini adalah pemukiman orang-orang India dengan budaya mereka. Terlihat banyak turis-turis melakukan sesi foto di beberapa gedung yang unik. Saya mencoba makan siang disini and to be honest, ini pertama kali dan terakhir kalinya saya makan makanan India. Rasanya itu loh.. -_-
Little India |
Karena masih lapar, sebelum kembali ke hotel saya berhenti di Stasiun Dhoby Ghaut karena diatas stasiun ini adalah Plaza Singapore. Selain untuk makan, saya juga ingin sedikit jalan-jalan menjelajahi sekitar. Saya akhirnya mencari aman dan makan di KFC. Hahaha. Selain harganya kurang lebih sama seperti Indonesia, saya juga berkeinginan untuk makan ayam. Hahaha.
Next! Hari sudah hampir sore, saya menuju ke tempat wisata selanjutnya: Singapore Art Museum at 8Q. Cara menuju kesini adalah naik MRT dan turun di Stasiun Bras Basah. Stasiun ini tepat berada dibawah Singapore Management University loh. Satu hal yang saya kagumi dari negara ini, hampir semua stasiun MRT terletak dibawah bangunan apakah itu hotel, pusat perbelanjaan, bahkan RS. Sepertinya pembangunan disini sudah dari awal merencanakan hal sekompleks ini. Well done Singapore!
Lanjut, kita hanya butuh 2 menit berjalan kaki dan sampailah di SAM at 8Q. BOOM! Sedang direnovasi. What a shame. Thank God I had a 2nd plan. Singapore Art Museum (tanpa "at 8Q"). Letaknya hampir bersebelahan dengan SAM at 8Q, and BOOM! Direnovasi juga? Bangke'. Ini akibatnya kalau bukan hari libur. LOL. Rencana cadangan: cari tempat wisata disekitar tempat itu. Akhirnya ditemukan: Mint Museum of Toys. Thanks google. Lumayanlah. 5 lantai dan hanya saya seorang diri yang menikmati museum tersebut. P.s. biaya masuknya S$16.
Singkat cerita, hari sudah malam, saya kembali ke hotel (dan makan malam di food court lagi) lalu istirahat sejenak. Kebosanan yang melanda sekitar pukul 8 malam membawa saya kembali menuju Merlion Park. Tujuannya? Untuk melihat pemandangan Marina Bay Sands saat malam hari. HAHAHA.The perks of single traveler, waktu waktu lu, keputusan keputusan lu. :)
Last day. Saya bertolak menuju ke Singapore Botanic Garden. Cara kesana adalah dengan naik MRT turun di Stasiun Botanic Garden. Taman yang indah namun ya seperti taman-taman pada umumnya wkwk.Tidak banyak yang bisa saya deskripsikan disini ya.
Next up, saya menuju ke Bugis Street, lumayan terkenal juga untuk anak-anak instagram. Termpatnya dipenuhi karya-karta seperti graffiti dsb. Instagramable lah.
Saya kembali sebelum pukul 11 siang untuk check out dan langsung menuju bandara via MRT. See? Dari hotel ke bandara hanya naik satu jalur, tak perlu pindah lagi dan MRT Map itu sangat berguna loh. Anw, saya sempat mendownload aplikasinya, namun karena saya lebih suka membaca peta (geography ftw), aplikasinya tidak pernah saya gunakan. Ingat kalau kita sudah mengerti sistem MRT di Singapura, kemana-mana jadi sangat mudah. And anw, other fun tips selalu naik eskalator sisi kiri, karena sisi kanan adalah untuk orang-orang yang sedang buru-buru, itu seperti peraturan yang tidak tertulis disana :)
Seperti yang saya katakan sebelumnya, bandara ini cukup besar sehingga banyak yang dapat kita lakukan sambil menunggu keberangkatan and don't forget dalam beberapa tahun terakhir ini, Changi menjadi bandara terbaik di dunia loh. Well done.
Pesawat saya berangkat pukul 4 sore menuju Manado, tapi transit di Jakarta terlebih dahulu. Saya sampai di Manado pukul 6 pagi keesokan harinya.
Great experience!! It's so fun!!
I'll be back, someday.