Gunung Bromo: Eksotisme Wisata Alam di Jawa Timur


Tepat pukul 23.30 saya terbangun dari tidur yang hanya sebentar (2 jam saja). Jeep yang akan mengantar kami ke Gunung Bromo sudah menunggu didepan Hotel Morse dekat Stasiun Malang tempat kami menginap. Segera kami bersiap-siap, memakai baju hangat, membawa ransel dan jangan lupa berdoa.

Perjalanan dari Kota Malang ke Gunung Bromo memakan waktu sekitar 2 jam. Tak lupa kami mampir di Alfamart untuk membeli minuman dan sedikit makanan ringan.

Sekitar pukul 02.30, kami tiba di Penanjakan 1 aka. Bromo Sunrise View. (anw, tiket masuk dsb sudah ditanggung travel. Kami membayar 300k/org).

Malam itu langit terasa sangat dekat, mungkin karena kami berada di atas gunung. Bintang-bintang bertaburan di atas langit Gunung Bromo, terasa begitu dekatnya. Belum pernah saya melihat langit malam yang bertaburan bintang seindah malam itu, bersih tanpa polusi. Sarung tangan, jaket tebal, syal, dan sebo tidak mampu menanahan dinginnya suhu.
Ratusan orang sudah berkumpul di puncak Pananjakan. Banyak penjual hidangan hangat di sini seperti jagung bakar, wedang jahe, kacang rebus, tahu goreng, bakwan, dan lain-lain. Bagi yang mau sholat jangan khawatir, ada sebuah masjid dan sebuah gardu yang difungsikan sebagai mushola. Tapi airnya wow, sangat dingin!



Jam empat dinihari remang-remang fajar mulai terlihat dari puncak Pananjakan. Inilah awal sunrise yang ditunggu-tunggu. Ratusan orang sudah siap dengan kameranya. Benarlah, di ufuk timur langit mulai memerah, pertanda matahari akan terbit. Fajar mulai menyingsing.


Bromo Sunrise Viewpoint (Penanjakan 1)
Ramai-Ramai
Di tempat lain, di kawasan bibir jurang di puncak Pananjakan, puluhan orang berkumpul untuk bersiap-siap melihat sebuah pemandangan yang akan memukau mata. Ketika matahari semakin memperlihatkan sinarnya menerangi langit malam, sesuatu yang terselubung gelap di seberang jurang perlahan-lahan mulai terlihat bentuknya. Mula-mula berupa siluet, dan akhirnya tampaklah pemandangan yang begitu indahnya, bagaikan sebuah lukisan alam yang terbentang dengan indahnya.

 
 
 

Puas berfoto-foto di puncak penanjakan, sekitar pukul 06.30 pagi, kami turun kebawah untuk ke tempat selanjutnya. Kami dibawa melintasi lautan pasir. FYI, berjuta tahun yang lalu hanya ada Gunung Tengger di sana. Gunung ini meletus dengan hebatnya sehingga menciptakan kawah yang sangat luas yang disebut kaldera. Kaldera Gunung Tengger tersebut lama kelamaan tertutup pasir sisa letusan gunung api sehingga mengesankan sebuah samudera pasir. Dari dasar lautan pasir itu muncul gunung baru yang bernama Gunung Batok karena bentuknya mirip seperti batok kelapa, sedangkan bagian aktif Gunung Tengger melahirkan Gunung Bromo. Gunung Bromo inilah yang masih aktif hingga sekarang.


Squad That Day
 Setelah jeep diparkir, kami dipersilahkan untuk menuju ke kawah Gunung Bromo. Ke kawah Gunung Bromo, kita bisa berjalan kaki melewati lautan pasir, atau kalau malas berjalan bisa naik kuda yang disewakan dan dituntun oleh orang Tengger. Supaya instagram-able, kami memutuskan untuk menaiki kuda dengan biaya 125k. Perjalanan sejauh kurang lebih 1-2km ditempuh dengan menaiki kuda. Lumayan, hemat tenaga karena masih harus menaiki ratusan anak tangga untuk sampai ke puncak kawahnya. 

Belakang: Pura Suku Tengger
Belakang: Gunung Batok
Ratusan Anak Tangga Menuju Kawah Gunung Bromo

Berkuda di Bromo
Rp.125rb PP
Setelah mendaki anak tangga yang jumlahnya ratusan, sampailah kami ke puncak Gunung Bromo. Di puncak gunung inilah terdapat kawah yang terjal dan bentuknya menyerupai kerucut yang runcing ke bawah. Hati-hati berada di bibir kawah ini, meskipun sudah diberi pagar tapi tetap saja harus berpegangan supaya tidak jatuh. Di kawah yang masih aktif itu setiap tahun dilangsungkan upacara. Orang suku Tengger yang beragama Hindu melarung sesajen berupa hewan hidup ke dalam kawah seperti ayam, kambing, makanan, dan lain-lain sebagai persembahan kepada Sang Hyang Widi.

BACA JUGA: 
1. Museum Angkut: Keliling Dunia di Kota Batu
2. Candi Borobudur: Permata di Tengah Pulau Jawa 
3. Candi Ratu Boko: Keindahan Sunset Diatas Bukit yang Penuh Misteri

Kawah Gunung Bromo
Pemandangan Dari Atas Kawah Gunung Bromo
Pakai Masker Karena Berdebu
Mengabadikan Momen
Sekitar pukul 08.30 pagi, kami turun dari kawah dan kembali menuju ke jeep. Perjalanan selanjutnya mengantarkan kami ke tempat yang disebut Pasir Berbisik. Sebenarnya panoramanya hampir sama seperti perjalanan menuju ke kawahnya, namun di tempat ini benar-benar hamparan pasir, yang saking indahnya membentuk bentukan-bentukan yang cantik. Setelah berfoto-foto ria, kami meninggalkan lokasi ini ke tempat selanjutnya. 


Pasir Berbisik
Pasir Berbisik
Mengabadikan Keindahan Alam
Selfie (Wefie)
Sand Squad
Nice View
Guide membawa kami ke Bukit Telletubies. Harusnya bukit-bukit disini seperti Bukit Telletubies yang sering kita tonton di TV, namun saat kami berkunjung kesini, sedang musim gugur sehingga tidak terlalu hijau, namun tenang, tetap instagram-able kok.

 
 
 
Kami meninggalkan kompleks Gunung Bromo sekitar pukul 10.30. Sebelum kembali ke Kota Malang, kami mampir ke Air Terjun Pelangi. Biaya masuknya 15k, namun karena kami sudah capek dan belum makan siang, kami memutuskan untuk menggunakan toilet dan membersihkan diri saja. (anw, kami juga lumayan panic soalnya check-out di hotel harusnya pukul 12 siang. Hehe)

Perjalanan kembali ke Kota Malang memakan waktu sekitar 1 jam. Tepat pukul 12.00 siang, kami tiba ke hotel tempat menginap. Karena terjepit waktu, “mandi bebe” adalah pilihan kami dan langsung check-out.

One of the beautiful place ive ever been!!!
One of the best experience ever!!!

2 hari di Malang ternyata tidaklah cukup.
I’ll be back someday!!!

Thanks Malang for the adventure!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar