It’s Vacay Time. Setelah 2 minggu bimbingan MANTAP, kini waktu yang tepat untuk liburan, dan tempat pertama yang terlintas ketika berada di Jogja yaitu salah satu candi Budha terbesar di dunia yang pernah masuk dalam 7 Keajaiban Dunia (jreng.. jreng..), tidak lain dan tidak bukan: Candi Borobudur. Semua wisatawan yang datang ke Indonesia (khususnya Jogja) pasti akan menyempatkan diri ke tempat ini. Hahaha.
Dari tempat penginapan kami (Sleman) butuh waktu 1 jam ke Candi Borobudur, namun karena kami telah duluan ke Puntuk Setumbu (baca artikelnya disini) jadi perjalanan tinggal sekitar 15 menit. Akhirnya sampai juga kami di salah satu Candi Budha terbesar dan termegah di dunia. Candi ini juga pernah masuk dalam 7 Keajaiban Dunia. Indonesia patut berbangga.
Setelah membayar tiket masuk (40k), kami berjalan menuju ke dalam lokasi Candi. Anw, karena di Borobudur mataharinya gak pake diskon, jangan lupa kenakan pakaian yang nyaman dan menyerap keringat, juga yang sopan (kalo pake celana pendek, nanti dipinjamin kain batik buat nutupin), paying juga bisa disewa, dan jangan lupa bawa minuman karena pasti akan haus. Jaga kebersihan dan attitude dimanapun berada, dan terakhir semangaaaat ya kalau mendaki sampai tingkat tertinggi karena rugi kan jauh-jauh datang Cuma dibawah candi saja hehe.
Eh, ada 1 yang tidak berubah, baru juga buka pintu mobil, eh sudah dikerubung 2 sampe 3 orang dari segala penjuru nawarin dagangannya. Pesanku Cuma satu: jangan tergoda (walau akhirnya tergoda juga membeli kacamata).
Andrew - Agung - Lesley - Christy - Noviano - Reifanli |
Mari bicara tentang Borobudur ya. Borobudur dibangun oleh Raja Samaratungga, salah satu raja kerajaan Mataram Kuno keturunan Wangsa Syailendra, untuk memuliakan agama Budha Mahayana. Candi ini dibangun pada abad ke-8 selama seratus tahun, antara tahun 750—850M. Nama Borobudur sendiri menurut beberapa orang berarti sebuah gunung yang berteras-teras (budhara), sementara beberapa yang lain mengatakan Borobudur berarti biara yang terletak di tempat tinggi (bukit).
BACA JUGA:
1. Sepenggal Cerita dari Kepulauan Morotai, Mutiara di Bibir Pasifik
2. Punthuk Setumbu: Pesona Nirwana Sunrise
3. Top Selfie Pinusan Kragilan: Keindahan Hutan Pinus di Kaki Gunung Merbabu
Bangunan Borobudur berbentuk punden berundak terdiri dari 10 tingkat. Tingginya 42 meter sebelum direnovasi dan 34,5 meter setelah direnovasi karena tingkat paling bawah digunakan sebagai penahan. Enam tingkat paling bawah berbentuk bujur sangkar dan tiga tingkat di atasnya berbentuk lingkaran dan satu tingkat tertinggi yang berupa stupa Budha. Setiap tingkatan melambangkan tahapan kehidupan manusia. Sesuai mahzab Budha Mahayana, setiap orang yang ingin mencapai tingkat sebagai Budha mesti melalui setiap tingkatan kehidupan tersebut.
Bagian dasar Borobudur, disebut Kamadhatu, melambangkan manusia yang masih terikat nafsu. Empat tingkat di atasnya disebut Rupadhatu melambangkan manusia yang telah dapat membebaskan diri dari nafsu namun masih terikat rupa dan bentuk. Pada tingkat tersebut, patung Budha diletakkan terbuka. Sementara, tiga tingkat di atasnya dimana Budha diletakkan di dalam stupa yang berlubang-lubang disebut Arupadhatu, melambangkan manusia yang telah terbebas dari nafsu, rupa, dan bentuk. Bagian paling atas yang disebut Arupa melambangkan nirwana, tempat Budha bersemayam.
Setiap tingkatan memiliki relief-relief dimana relief itu akan terbaca secara runtut bila anda berjalan searah jarum jam pada setiap tingkatannya, yang disebut Pradaksina. Pada reliefnya, Borobudur bercerita tentang suatu kisah yang sangat melegenda, yaitu Ramayana. Selain itu, terdapat pula relief yang menggambarkan kondisi masyarakat saat itu. Misalnya, relief tentang aktivitas petani yang mencerminkan tentang kemajuan sistem pertanian saat itu dan relief kapal layar merupakan representasi dari kemajuan pelayaran yang waktu itu berpusat di Bergotta (Semarang).
Sedikit saran: kalau mau berkunjung jangan lupa bawa air minum ya, karena suhu yang panas bisa bikin dehidrasi loh. Overall, great experience!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar