Luka adalah terputusnya kontinuitas jaringan karena cedera atau pembedahan. Luka dapat diklasifikasikan berdasarkan struktur anatomis, sifat, proses penyembuhan, dan lama penyembuhan. Bentuk luka bermacam-macam tergantung penyebabnya, misalnya luka sayat atau vulnus scissum disebabkan oleh benda tajam, sedangkan luka tusuk yang disebut vulnus punctum akibat benda runcing. Luka robek, laserasi atau vulnus laceratum merupakan luka yang tepinya tidak rata disebabkan oleh benda yang permukaannya tidak rata. Luka lecet pada permukaan kulit akibat gesekan disebut ekskoriasi. Panas dan zat kimia juga dapat menyebabkan luka bakar.
Penyembuhan luka terkait dengan regenerasi sel sampai fungsi organ tubuh kembali pulih, ditunjukkan dengan tanda-tanda dan respon yang berurutan dimana sel secara bersama-sama berinteraksi, melakukan tugas dan berfungsi secara normal. Idealnya luka yang sembuh kembali normal secara struktur anatomi, fungsi dan penampilan.
Metode perawatan luka berkembang cepat dalam 20 tahun terakhir, jika tenaga kesehatan dan pasiennya memanfaatkan terapi canggih yang sesuai dengan perkembangan, akan memberikan dasar pemahaman yang lebih besar terhadap pentingnya perawatan luka. Semua tujuan manajemen luka adalah untuk membuat luka stabil dengan perkembangan granulasi jaringan yang baik dan suplai darah yang adekuat, hanya cara tersebut yang membuat penyembuhan luka bisa sempurna.
Untuk memulai perawatan luka, pengkajian awal yang harus dijawab adalah, apakah luka tersebut bersih, atau ada jaringan nekrotik yang harus dibuang, apakah ada tanda klinik yang memperlihatkan masalah infeksi, apakah kondisi luka kelihatan kering dan terdapat resiko kekeringan pada sel, apakah absorpsi atau drainage objektif terhadap obat topical dan lain-lain.
Terjadinya peradangan pada luka adalah hal alami yang sering kali memproduksi eksudat; mengatasi eksudat adalah bagian penting dari penanganan luka. Selanjutnya, mengontrol eksudat juga sangat penting untuk menangani kondisi dasar luka, yang mana selama ini masih kurang diperhatikan dan kurang diannggap sebagai suatu hal yang penting bagi perawat, akibatnya bila produksi eksudat tidak dikontrol dapat meningkatkan jumlah bakteri pada luka, kerusakan kulit, bau pada luka dan pasti akan meningkatkan biaya perawatan setiap kali mengganti balutan.
Berdasarkan hal diatas akan dibahas perawatan luka pada kasus seorang pasien laki-laki 25 tahun, dengan vulnus punctum yang dibawa ke Instalasi Rawat Darurat Bedah, RSUP Prof. DR. dr. R. D. Kandou Manado.
SELENGKAPNYA --> DOWNLOAD HERE (GOOGLE DRIVE)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar