Referat: Guillain-Barre Syndrome (GBS)

Hasil gambar untuk guillain-barre syndrome
  
Guillain-Barre Syndrome (GBS) adalah sindrom langka dimana sistem kekebalan tubuh seseorang menyerang sistem saraf tepi dan menyebabkan kelemahan otot bahkan apabila parah bisa terjadi kelumpuhan. Penyakit ini ditandai dengan adanya paralisis flasid yang terjadi secara akut dimana targetnya adalah saraf perifer, radiks, dan nervus kranialis. Pada sindrom ini sering dijumpai adanya kelemahan yang cepat atau bisa terjadi paralysis dari tungkai atas, tungkai bawah, otot-otot pernafasan dan wajah. Sindrom ini dapat terjadi pada segala umur dan tidak bersifat herediter dan dikenal sebagai Landry’s Paralisis ascending.

Penyakit ini terdapat di seluruh dunia pada setiap musim, menyerang semua umur. Insidensi GBS bervariasi antara 0.6 sampai 1.9 kasus per 100.000 orang pertahun. GBS sering sekali berhubungan dengan infeksi akut non spesifik. Insidensi kasus GBS yang berkaitan dengan infeksi ini sekitar antara 56% - 80%, yaitu 1 sampai 4 minggu sebelum gejala neurologi timbul seperti infeksi saluran pernafasan atas atau infeksi gastrointestinal. Kelainan ini juga dapat menyebabkan kematian pada 3% pasien, yang disebabkan oleh gagal napas dan aritmia. Gejala yang terjadinya biasanya hilang 3 minggu setelah gejala pertama kali timbul. Sekitar 30% penderita memiliki gejala sisa kelemahan setelah 3 tahun. 3% pasien dengan GBS dapat mengalami relaps yang lebih ringan beberapa tahun setelah onset pertama. Bila terjadi kekambuhan atau tidak ada perbaikan pada akhir minggu IV maka termasuk Chronic Inflammantory Demyelinating Polyradiculoneuropathy (CIDP).


Belum diketahui angka kejadian penyakit ini di Indonesia. Insiden sindrom ini termasuk jarang kira-kira 1 orang dalam 100.000. GBS jarang terjadi pada anak-anak, khususnya selama 2 tahun pertama kehidupan dan setelah umur tersebut frekuensinya cenderung meningkat. Frekuensi puncak pada usia dewasa muda. GBS tampil sebagai salah satu penyebab kelumpuhan yang utama di negara maju atau berkembang seperti Indonesia.

Sampai saat ini belum ada terapi spesifik untuk GBS. Pengobatan secara simtomatis dan perawatan yang baik dapat memperbaiki prognosisnya


SELENGKAPNYA --> DOWNLOAD HERE (GOOGLE DRIVE)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar