Punthuk Setumbu: Pesona Nirwana Sunrise


Senin pagi (4/6) alarm saya berbunyi pukul 03.30 dinihari. Sengaja memang saya menyetel alarm karena kami (Saya, Agung, Reifanli, Noviano, Lesley dan Christy) ingin melihat matahari terbit yang katanya begitu fenomenal di Punthuk Setumbu, Magelang, Jawa Tengah.

Punthuk Setumbu terletak di sebelah barat Candi Borobudur di Dusun Kerahan, Desa Karangrejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah.

Sepanjang perjalanan kami dapat memacu mobil dengan kencang. Kalau pagi Jogja memang masih sepi, beda dengan siang yang crowded-nya bukan main. Maklum Jogja semakin menuju kota metropolitan. Hanya butuh waktu satu jam saya sampai di area Borobudur.

Setelah menemukan belokan yang benar ternyata saya membelakangi mobil yang sepertinya juga menuju Punthuk Setumbu. Kami dipandu oleh penduduk setempat untuk dituntun ke puncak. Jalan menuju Punthuk Setumbu ini melewati perkampungan warga dan sawah-sawah. Harus hati-hati dan jangan asal kebut, hormati penduduk sekitar. Saat perjalanan hanya ada satu hotel mewah yang saya temui di kanan jalan saat menuju Punthuk Setumbu.

Untuk keamanan, jalan saat hampir sampai Punthuk Setumbu masih tergolong aman walau ada satu tanjakan lumayan tinggi. Tetapi itu tidak ada masalah karena petugas di obyek wisata Punthuk Setumbu selalu memonitor kendaraan yang keluar masuk.

Pukul 5.30 kami sampai di puncak Punthuk Setumbu. Sudah sangat ramai wisatawan baik domestik maupun internasional. Ada dua buah tenda terlihat, ternyata mereka lebih niat dari kami yang datang dinihari dari rumah karena lebih baik menginap daripada tertinggal matahari terbit yang fenomenal itu.

Pintu Masuk

Saya dan mereka yang hadir takjub dengan pemandangan Borobudur yang samar-samar berdiri kokoh terlihat diselimuti kabut magis. Walaupun sedikit mendung dan matahari terbit sedikit saja terlihat tapi momen spiritual sangat terasa. Luar biasa. Termangu ternyata alam wisata di Jawa Tengah begitu indah.

Bicara tentang Punthuk Setumbu. Punthuk artinya adalah gundukan tanah sedangkan Setumbu berasal dari kata tumbu yang artinya wadah yang biasa terbuat dari bambu. Memang di sekitar Punthuk Setumbu terdapat beberapa bukit-bukit yang mengelilingi. Setumbu selayaknya wadah, termasuk wadah wisatawan untuk menikmati matahari terbit dengan Candi Borobudur yang berdiri megah.


Eksotisme pemandangan mentari yang terbit di pagi hari selalu menjadi magnet yang memukau bagi para wisatawan. Karena itu tak heran jika tempat-tempat wisata yang menyajikan pemandangan sunrise selalu ramai dikunjungi wisatawan. Sebut saja Gunung Bromo di Jawa Timur, Bukit Sikunir di Dieng Jawa Tengah, dan Bukit Punthuk Setumbu di Magelang.


Dari ketiga tempat tersebut, Bukit Punthuk Setumbu memiliki pemandangan pagi yang berbeda. Selain bisa menyaksikan mentari yang menyembul perlahan dari Gunung Merapi atau Merbabu, wisatawan juga bisa menyaksikan kemegahan Candi Borobudur dari ketinggian. Tentu saja ini menjadi keuntungan tersendiri. Tak heran jika akhirnya Punthuk Setumbu menjadi lokasi favorit menyaksikan sunrise bagi wisatawan asing dan juga spot favorit para fotografer.


Andrew - Agung - Lesley - Christy - Noviano - Reifanli

Agung - Noviano - Reifanli - Andrew

Agung - Andrew - Noviano

Punthuk Setumbu merupakan sebuah bukit setinggi kurang lebih 400 meter dpl yang terletak di gugusan Pegunungan Menoreh. Dulunya tempat ini merupakan ladang penduduk. Namun setelah seorang fotografer mengabadikan gambar sunrise borobudur nan epik dari tempat ini, orang-orang pun berdatangan untuk mengunjungi tempat ini guna menyaksikan sunrise.





Mengujungi Punthuk Setumbu memang penuh makna. Yang dalam ini dihubungkan dengan kehidupan manusia menuju nirwana. Tujuan kami berikutnya adalah Rumah Doa di Bukit Rhema yang tidak jauh dari Punthuk Setumbu.

Dari Setumbu sendiri puncak Rumah Doa berbentuk ayam tersebut juga terlihat, hanya jika berjalan dari puncak Setumbu akan melewati hutan dan jaraknya lumayan. Saya yakin Rangga dan Cinta (salah satu tempat syuting Ada Apa Dengan Cinta) pakai jasa ojek menuju Rumah Doa ini namun kami memutuskan untuk jalan kaki saja. Hahaha.


Gereja Ayam

Di rumah doa tersebut (yang disebut Gereja Ayam) pengunjung bisa naik sampai ke puncak ayamnya dan melihat pemandangan yang indah. Kita juga bisa mendapatkan minuman gratis dengan menukarkan kupon masuk. 

Di basement gereja ini terdapat ruang doa pribadi dimana banyak pengunjung yang menyempatkan diri untuk berdoa secara pribadi (termasuk kami berenam).


Tak terasa matahari sudah hampir berada di puncak kepala, kami memutuskan untuk meninggalkan tempat tersebut karena masih banyak tujuan wisata lain lain ingin kami datangi.

Great place for great people :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar